Mohammad Ihsan

Founder & CEO Gurusiana. Pemimpin Umum Media Guru Indonesia (MediaGuru). Pemimpin Umum Majalah Literasi Indonesia. Penggagas gerakan nasional Satu Guru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Demi Rekor Siap Tekor?
MediaGuru raih penghargaan dari Perpusnas RI (2019)

Demi Rekor Siap Tekor?

Ini pertanyaan yang sering saya terima. “Berapa jumlah buku yang diterbitkan MediaGuru? Sudah berapa lama MediaGuru berdiri?”

Jawaban atas pertanyaan itu selalu mencengangkan penanya. “Delapan ribuan judul buku dalam waktu tiga tahun”.

Lalu saya pun diberondong beberapa pertanyaan susulan. Bahwa ini rekor. Belum pernah ada yang melakukannya. Mestinya ini dicatat sebagai rekor di Indonesia. Bla… bla... bla…

Saya pun didorong untuk mendaftarkan pencapaian ini ke… sebut sajalah “MURNI” (biar gak menyebut merk yang itu tuh). Singkatan dari Museum Unik Rekor Nasional Indonesia, hehe…

Tapi, saya nggak tertarik melakukannya. Sampai saat ini. Mengapa?

Pertama, saya masih merasakan bahwa ini belum termasuk sesuatu yang cetar membahana. Masih sangat biasa. Jumlah guru di Indonesia itu empat jutaan kepala. Kalau melihat angka ini, jumlah tadi tuh sama sekali nggak ada apa-apanya. Kecuali kalau sudah delapan ratus ribuan judul buku. Itu baru nendang….

Kedua, duitnya itu, Mas Bro… gede banget. Lha emang duit buat apaan? Saya sendiri belum pengalaman, jadi nggak tahu persis. Tapi dari hasil curi dengar, berdasar kabar angin yang beredar, kisarannya puluhan jeti. Saya pikir ya normal. Mulai dari nyiapin tiket plus akomodasi tim tukang pencatat rekor, lalu seremoni mewah acara penyerahan piagam rekor, sampai bayar media agar memublikasikannya. Dijamin siap tekor, deh.

Pernah saya membaca sebuah brosur pelatihan. Katanya pelatihnya penerima rekor anu, karena pelatihannya mencatat jumlah peserta terbanyak. Sekali pelatihan, diikuti sekian-sekian, pokoknya seabrek deh…

Lho.. lho… salah besar. Dalam sebuah pelatihan, apalagi model kelas menulis seperti yang dilakukan MediaGuru, yang dahsyat itu bukanlah seberapa banyak peserta yang hadir? Tapi sebanyak apa produk buku yang dihasilkan?

Ketiga, dan sepertinya ini yang terpenting, saya itu termasuk lelaki lugu dan pemalu. Dari kampung pula, hehe... Nggak banget deh kalau sampai disuruh minta-minta pengakuan. “Ayo, catat dong rekor ini?”

Lagian, sebuah penghargaan itu harusnya pemberian. Yang memberi ya pihak yang punya otoritas. Dan itu tanpa proses pendaftaran pencatatan, apalagi harus bayar-bayar… Kalau seperti itu, bolehlah kita menerimanya dengan riang, tapi syaratnya tetap harus rendah hati.

Seperti penghargaan yang pernah diterima MediaGuru dari pemerintah (dalam hal ini Perpusnas RI), sebagai penerbit yang paling aktif melaksanakan UU no 13/2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Juli tahun lalu.

Semarang, 8 Februari 2020

#TantanganGurusiana (hari ke-25)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya belajar banyak di MGTermasuk belajar ngantri mau komen di artikelnya Kumendan..Hahahaha....Saking banyaknya follower buat Kumendan Jadi harus sabar.Meski Kumendan gak follow siapapun apalagi si Murni itu.Barakallah PakSehat selaluIzin terus belajar di MG

08 Feb
Balas

Hidup MediaGuru

11 Feb
Balas

Oh ... ternyata, baru tahu saya, untuk bisa tenar tidak cukup dana sedikit.

09 Feb
Balas

Mantap MG pokoknya

08 Feb
Balas

Menulis di Media guru dan gurusiana melatih diri.

13 Feb
Balas

ooh jadi pengakuan "MURNI" (ikutan pak kumendan hi hi) itu, bisa menyebabkan tekor begitu? wess emaneman, mendingan yang sekian jeti itu untuk hadiah bagi penulis saja ya.

08 Feb
Balas

Saya suka sekali dengan alasan yang diajukan oleh lelaki lugu nan pemalu itu.Lelaki lugu dan pemalu..namun mampun membuat orang lain khususnya guru menjadi tak malumalu untuk menuliskan sesuatu...Ah..ajakan dari lelaki lugu nan pemalu itu begitu memukauku..hehehe..Barakallah Pak CEO semoga sehat selalu

08 Feb
Balas

Media Guru, mantap

08 Feb
Balas

MURNI, MURNI ternyata kamu tidak MURNI.

09 Feb
Balas

Mantap. Ini yg saya suka dari CEO MG. Bravo..

08 Feb
Balas

Inilah model penghargaan di Negeri kita, Pak Komandan. Di instansi Pemerintah atau di sekolah sama saja. Untuk mendapat pengharaag 10, 20 atau 30 tahun sebagai hak PNS, hah malah disuruh meminta dengan segala persyaratannya. Katanya, itu aturan.

08 Feb
Balas

Ayahnda, saya sampai saat ini udah 22 tahun blm dapat lagi he he, karena saya tidak mengusulkannya. Tahun kemaren teman2 tanya, ibu blm pernah dapat ya penghargaan 10 tahun? belum jawab saya. Ibu sudah beraoa tagun saya bilsng 21 tahun, kenapa tidak mengusulkan.... saya bilsng, kok mengusulkan..... knp tidak dinas yg bersangkutan yg memberikan, mereka kan tau siapa saja yg berhak mendapatksnnya.

09 Feb

KerenKalo mau ngasih penghargaan, kasih saja. Pak CEO dan MG serta para punggawa memang layak menerima penghargaan.Penghargaan yang saya harap diberikan kepada Pak CEO adalah amanah sebagai Mendikbud. Sesuai perjuangannya mencerdaskan dan memotivasi serta membangun peradaban guru Indonesia.

08 Feb
Balas

Oke prinsip yg hrs konsisten. Mantap deh

08 Feb
Balas

Prinsip yang hebring.. setuju.. setuju bingiiit pak CEO.Info baru nih..ternyata pemberian rekor2 itu seperti itu ..hadeuh !!!

09 Feb
Balas

Karena saya juga perempuan dari kampung yang lugu dan malumalu, saya setuju dengan keputusan Mr. Kumendan, hehe...

08 Feb
Balas

Sangat setuju pak.. BarakallahBismillah Senantiasa dilindungi llah sepanjang masa y kumendan

08 Feb
Balas

Penghargaan memang layaknya diberi, bukan dibeli.

09 Feb
Balas

Betul pak, wong penghargaan ya di beri bukan buat permohonan, apalagi malah ada lampirannya (st.. pake bayar..)

08 Feb
Balas

Coba gratis pasti mau.... Hehe..

08 Feb
Balas

mantap pak...

12 Feb
Balas

Mantap Pak CEO, penghargaan itu diberikan oleh... kepada yg berprestasi, bukan di..

09 Feb
Balas

Super Pak Komandan... Saya saluuut sekali

09 Feb
Balas

Nitip tnggalin jejak di tulisan apik pak kumendan. Ibarat selebritis tulisan pak CEO selalu dibanjiri komen. Lha memang layak diapresiasi. Terimakasih telah beri kami contoh nyata kegigihan menulis. Menulus dan menulis.

09 Feb
Balas

Konsisten....itu yang saya sukaBarokalloh....Sukses dan sehat selalu

08 Feb
Balas

Siiip.. mantap pak

08 Feb
Balas

Prestasi tak boleh ditukar dengan pengakuan yang dipaksakan bravo MGI tetap pada prinsip berdiri di atas atap sendiri he he

08 Feb
Balas

Maasyaallaah.. ,Pak Komandan !Baarakallaahu buat MGI !Untuk kesohor tak butuh tekor.

09 Feb
Balas

Ya pak ngapain dah bayar bayar biarlah mediaguru ini tetap sederhana tapi bermakna ntar kalau dah dapet rekor.... Jd ribet l..Belum lagi kalau nanti bapak jadu sombong kita kita juga ikutan sombong, wah ngak banget dah ...mediaguru itu yang umi rasakan ya metakyat, afil tak pandang bulu dan bersahaja

09 Feb
Balas

Lelaki lugu yang selalu membuat ngilu jika terlambat menulis buku. Semoga selalu menjadi orang yang digugu. Membberikan ilmu kepada semua guru yang mau.

09 Feb
Balas

Keren

08 Feb
Balas

Mantul

09 Feb
Balas

Benar pak. Sangat sedikit orang yang tersohor dengan modal tidak tekor.

09 Feb
Balas

Mantap pak CEO

08 Feb
Balas

Keren sekali pak CEO, tetap semangat dan sukses

09 Feb
Balas

Ikut pelatihan sagusabu biar bisa bikin buku.

08 Feb
Balas

Setuju.. Penghargaan itu prngakuan.. Bkn permintaan diri. Ok.. Mantul.

08 Feb
Balas

Byuuh.....Sampe segitunya ya....? Pak CEO yang pemalu dan lugu...Tapi kerren top markotop jos gandos...Kehebatan yg ingin ditiru..Tapi eeeemmmooh nek demi rekor diminta tekor....hhhh....wes gendeng mangan semir masih tekor pula????

08 Feb
Balas

Mantap, Kumendan!

08 Feb
Balas

Mantap, pemikiran yang bagus dan prinsip yang patut ditiru

08 Feb
Balas

Sutuju saya

08 Feb
Balas

Mantappp Pak CEO

08 Feb
Balas

Prinsip yang santuy dan bersahaja, mantap ndan

08 Feb
Balas

sepakat, tidak perlu kita menganut pendapat "biar tekor asal kesohor"

08 Feb
Balas

Mantap Pak Kumendan...tetap rendah hati.Meskipun Media Guru udah meroket.

09 Feb
Balas

Sip Pak, namanya penghargaan itu kan justru sebagai hadiah, dan ibaratnya untuk memberi supoort, kan, sehingga yang memberi penghargaan harusnya memberikan bonus, Piagam, dan lainya

09 Feb
Balas

Suatu saat pengakuan dari Murni itu ada. Betulbetul penilaian Murni tanpa mrnuntut apaapa, selain karena memang sudah memenuhi standar. Semoga kesohor nya tidak tekor. Aamiin ya Robb. Salam santun..

08 Feb
Balas

Setuju banget Pak CEO

09 Feb
Balas

Anggota MGI & Gurusiana yg mencatat dalam Hati Nurani.Mantaap

08 Feb
Balas

Percaya bingits dah kalau sama Pak Bos yang satu ini. Prinsipnya mantul deh! Saya setuju tanpa syarat!

08 Feb
Balas

Salut komandan, sangat supakat.

08 Feb
Balas

Saya baru tahu, pak. Ternyata harus bayar ya.

08 Feb
Balas

mantab spiritnya..

08 Feb
Balas

Semoga diberi yg terbaik terobasannya.........

08 Feb
Balas

prinsip yg bagus pa... setuju

08 Feb
Balas

Walllah....apakah untuk sebuah prestise harus meleleh?? Yang pada akhirnya membuat Tandeh ( tekor )

08 Feb
Balas

CEO Gurusiana dilawan.... Mana tahan.

08 Feb
Balas

Prinsip yang oke. Mantap

08 Feb
Balas

Prinsip yang oke. Mantap

08 Feb
Balas

Terserah sajalah pak CEO.....saya juga pemalu dan lugu dalam menulis masih belum spektakuler ...saya coba untuk terus dan melatih untuk menulis...

08 Feb
Balas

Mantap pak,luar biasa

08 Feb
Balas

Mantap pak. Saya sepakat

08 Feb
Balas

Semoga bisa menembus harapan dengan mudah dan lancar tanpa lembarlembaran merah dan biru .... semoga dimudahkan untuk menuju jalan ke sana bila memang Allah berkehendak .....

09 Feb
Balas

CEOnya kerren...

08 Feb
Balas

Mantap prinsipnya Pak...

08 Feb
Balas

Setuju pak ...

08 Feb
Balas

Bisa begitu, ya.

10 Feb
Balas

Setuju Bos. Becik ketitik, ala ketara. Penghargaan itu diberi, bukan dibeli. Tanpa itupun, panjenengan sudah kesohor.. dibumi dan insya Allah juga di langit..

08 Feb
Balas

Cesss banget tulisannya pak CEO

09 Feb
Balas



search

New Post